9 Ragam Hidangan Tradisional Semarang – Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, bukan hanya dikenal sebagai kota pelabuhan yang strategis dan kaya sejarah kolonial, tetapi juga sebagai surga kuliner yang menyimpan ragam cita rasa khas. Dijuluki “Kota Atlas”, Semarang menawarkan makanan tradisional yang menggambarkan perpaduan budaya Jawa, Tionghoa, dan Belanda. Dari jajanan pasar hingga hidangan berat yang melegenda, kuliner Semarang selalu berhasil memikat hati dan lidah para penikmatnya.
Sejarah dan Filosofi Kuliner Semarang
Kuliner Semarang lahir dari akulturasi budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad. Sebagai kota pelabuhan yang ramai sejak zaman kolonial, Semarang menjadi titik temu berbagai etnis dan tradisi, termasuk Jawa, Tionghoa, Arab, dan Belanda. Pengaruh ini terlihat jelas dalam teknik memasak, penggunaan bumbu, dan penyajian makanan.
Filosofi kuliner Semarang menekankan pada keseimbangan rasa—manis, gurih, pedas, dan asam. Banyak hidangan yang menggunakan bahan lokal seperti udang, tahu, tempe, dan rempah-rempah khas Jawa. Proses memasak yang telaten dan penyajian yang rapi mencerminkan nilai estetika dan kesabaran masyarakat Semarang.
Ragam Hidangan Tradisional Semarang
Berikut adalah daftar makanan khas Semarang yang paling populer dan memiliki nilai budaya tinggi:
1. Lumpia Semarang
Lumpia Semarang adalah ikon kuliner kota ini. Terbuat dari kulit tipis yang diisi dengan rebung, telur, dan daging ayam atau udang, lumpia bisa disajikan goreng atau basah. Rasanya gurih dengan aroma khas rebung yang menggoda.
Lumpia mencerminkan perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa, dan biasanya disajikan dengan saus manis, cabai rawit, dan bawang putih.
2. Tahu Gimbal
Tahu Gimbal adalah hidangan berbahan dasar tahu goreng, gimbal (udang goreng tepung), lontong, tauge, dan kol, disiram dengan saus kacang yang gurih dan sedikit pedas. Rasanya kaya dan teksturnya beragam.
Hidangan ini sering dijajakan di pinggir jalan dan menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan.
3. Wingko Babat
Wingko Babat adalah kue tradisional berbahan dasar kelapa parut, tepung ketan, dan gula. Teksturnya kenyal dan rasanya manis gurih. Meskipun berasal dari Babat, Lamongan, wingko menjadi oleh-oleh khas Semarang karena banyak diproduksi di kota ini.
Wingko biasanya dibungkus kertas dan dijual dalam bentuk bundar pipih.
4. Babat Gongso
Babat Gongso adalah olahan babat sapi yang di masak dengan kecap manis, bawang, dan cabai. Rasanya gurih pedas dan teksturnya kenyal. Biasanya di sajikan dengan nasi putih atau lontong.
Hidangan ini cocok untuk pecinta jeroan dan menjadi menu favorit di warung makan tradisional.
5. Nasi Ayam Semarang
Nasi Ayam Semarang mirip dengan nasi liwet, terdiri dari nasi gurih, suwiran ayam, telur, tahu, dan sambal. Di sajikan dengan kuah opor dan kerupuk, nasi ayam menjadi menu sarapan yang populer.
Rasa gurih dan aroma rempah membuat nasi ayam Semarang cocok di santap kapan saja.
Baca Juga : 10 Ragam Hidangan Tradisional Bandung
6. Soto Bangkong
Soto Bangkong adalah soto khas Semarang yang menggunakan kuah bening, daging ayam suwir, bihun, dan bawang goreng. Nama “Bangkong” berasal dari lokasi warung soto legendaris di Jalan Bangkong.
Soto ini ringan namun kaya rasa, cocok di santap saat pagi atau malam hari.
7. Mie Kopyok
Mie Kopyok adalah mie kuning yang di sajikan dengan irisan tahu, lontong, tauge, dan kerupuk gendar, di siram kuah bawang putih. Rasanya ringan dan segar, cocok untuk makan siang yang tidak terlalu berat.
Mie kopyok menjadi bukti bahwa makanan sederhana bisa tetap lezat dan memuaskan.
8. Bandeng Presto
Bandeng Presto adalah ikan bandeng yang di masak dengan teknik presto hingga durinya lunak. Di bumbui dengan bawang putih, kunyit, dan garam, bandeng presto bisa di goreng atau di bakar sebelum disajikan.
Makanan ini cocok sebagai lauk makan siang dan menjadi oleh-oleh favorit dari Semarang.
9. Pisang Plenet
Pisang Plenet adalah jajanan khas Semarang yang terbuat dari pisang kepok matang yang di pipihkan, di bakar, dan di sajikan dengan topping seperti keju, cokelat, atau gula merah. Rasanya manis dan teksturnya lembut.
Jajanan ini sering di jual di malam hari dan menjadi camilan nostalgia bagi warga Semarang.